Bagaimana jika seseorang yang harusnya menjadi primadona dan ditakuti oleh semua orang, malah menjadi bulan bulanan masa?
Dulu dia adalah seorang pendongeng, penyair, sekaligus seseorang yang suka memanipulasi. Dia adalah sosok pekerja keras dengan segudang prestasi yang dimiliki. Senang sekali jika bisa menjebak jiwa seseorang dalam bawah sadarnya, dan memanipulasi pikiran mereka untuk menyelesaikan masalahnya. Dia disegani bukan karena kegarangannya, tapi karena sikapnya yang berbudi luhur. Dia adalah Herlin, seorang yang selalu berusaha dalam keadaan apapun. Tak pernah menyerah atau menyesal pada sebuah keadaan walaupun itu sulit baginya. Sekarang dia telah menutup matanya, deru nafasnya sudah tak terdengar lagi. Dia sudah pergi, menghadap sang pencipta. Sudah saatnya untuk jasad itu di kebumikan, tangis pilu mengiringi kepergiannya. Semua orang merasa kehilangan, anak anak kehilangan sosok kakaknya. Dan beberapa orang lain yang merasa kehilangan sahabatnya. Hanya sedikit orang yang tau kelebihan Harlin, dan itu menjadi pukulan tersendiri bagi mereka.
.
.
.
Gadis itu membuka matanya perlahan, mencoba menyeimbangkan pandangannya sendiri. Dia menatap heran ke depan, hanya ada warna putih di depannya. Dia bangkit mendudukkan diri, melihat ke arah kanan. Ada sebuah jendela, angin berhembus menyibak tirai nya. Terpampang jelas banyak orang yang berlalu lalang di bawah. Syukurlah, dia kira dia sudah meninggal. Jujur saja dia belum rela untuk melepaskan adik adik pantinya yang belum mandiri.
"Kriet..." Pintu itu dibuka perlahan, Herlin dia melihat kearahnya.
Tampak seorang wanita paruh baya, berjalan mendekatinya. "Non Harlina, udah sadar ya? Mau minum?" Hanya di balas anggukan oleh herlin.
Setelah memberikan minum, wanita paruh baya itu bangkit. Dia tersenyum kecil, "Non tunggu di sini ya. Bibi mau hubungi Tuan dan Nyonya dulu." Herlin semakin dibuat kebingungan olehnya. Mungkin mereka adalah penyelamatnya. Dia tak tau rahasia apa yang menantinya.
.
.
#30-8-21