Munafik, jika Pinto tak membutuhkan belaian seorang ayah. Namun pahitnya kenangan hidup dan kerasnya batu perjalanan membuat seorang Pinto harus tegar meremukkan harapan yang ada di dalam dirinya. Dalam perjalanan hidupnya yang gelap, hadir cahaya harapan dalam wujud cinta seseorang yang ingin disebut ayah, seorang lelaki yang tiada pernah berkesempatan mempunyai anak, mampukah Pinto menggerus hati yang sudah terlanjur pahit dan bisakah Pinto menjalani badai kehidupan yang mempertaruhkan kepercayaan hati dan jalan mana yang mesti Pinto ambil untuk perjalanan hidupnya yang masih panjang?