Ini tentang renjana. saat aku menjura pada hati, memohonnya bertahan demi asa yang hampir kehilangan detak. aku bisa saja menyerah, tapi itu bukan pilihan. bukan diriku. Aku bisa saja membujuk air mata untuk menentang badai, bersahabat dengan kelam malam yang menusuk, bahkan melupakan sakit yang dia beri. Aku sudah berjalan terlalu jauh, aku tak bisa berbalik sekarang.