Saat orang lain bilang masa sekolah menengah adalah waktu paling menyenangkan. Tapi tidak bagi seorang Cyra Zalika yang harus kehilangan banyak hal saat itu. Kehidupan sekolah menengah yang menjadi impiannya harus berakhir menjadi mimpi buruk saat ia terpaksa harus pindah sekolah dan memulai langkahnya kembali dari awal. Ezra Rafandra adalah sosok yang menopang seorang Cyra saat ia terjatuh, namun Ezra memiliki luka yang sama hancurnya dengan gadis itu, sayangnya Cyra tak pernah tahu soal itu. Cyra tak pernah menyadari luka orang lain sebab lukanya terlalu banyak. Karena manusia ga pernah bisa sendirian di bumi, Cyra beruntung punya sosok penguat di masa masa peliknya. Termasuk geng tahu bulat yang selalu jadi penghibur saat semua terasa memuakkan. Seorang Cyra tak akan pernah tahu rasanya bertahan, jika tanpa mereka semua. Termasuk keluarga yang selalu Cyra banggakan didepan semua orang, kecuali Ezra. "Kenapa si lo suka hujan Ra?" "Karena hujan berhasil meredam suara tangis gua, Ra. Jadi ga perlu lagi gua lari ke toilet nyalain kran cuma untuk nangis" "Kalo gua bilang buat nangis pas lagi sama gua aja gimana? pasti kedengarannya kaya buaya ya?" "Lo emg buaya, tapi bodohnya gua malah makin ga mau jauh dari lo, Ra" Batin Cyra. Ia hanya tersenyum getir saat Ezra bisa-bisanya memberi candaan ditengah hujan saat Cyra memutuskan untuk lebih baik menghilang. ***** "Harus banget ya bun kita pindah rumah?" "Entah, ini semua keputusan papa kamu Ra" "Papa juga ga mau kaya gini Ra, tapi keadaan kita udah berubah" "Boleh ga Kay gua kabur aja dari bumi, pengen ke mars rasanya" Ezra dengan pesan terakhirnya "Kamu harus Bangga, karena tetap bertahan meski hampir tak tertahan"