TITIK KARA(M)
  • Reads 24
  • Votes 5
  • Parts 1
  • Reads 24
  • Votes 5
  • Parts 1
Ongoing, First published Sep 06, 2021
karam/ka·ram/ v tenggelam ke dasar laut; dua orang berbuat salah, seorang saja yang kena hukum; mendapat kecelakaan di tempat sendiri atau di tempat yang sebenarnya aman; mendapat bencana tanpa sebab; mendapat kerugian karena perbuatan orang kepercayaan atau yang dikasihi; riuh rendah; hiruk-pikuk; baru ingat atau menyesal sesudah menderita kemalangan;
---
Kara Kalandra
Gadis pembawa sinar keceriaan, seperti arti namanya, tapi sinar tak selalu dapat menyinari, sinarnya karam, bersama seluruh yang ada pada dirinya. 

Sembilan tahun, rasanya masih belum cukup untuk memungut puing-puing itu, menatanya agar kembali utuh, dan membuat pagar yang kokoh agar tak ada lagi yang mengusik.

Tapi Kara harus kembali, iya kembali, keadaan memaksanya untuk pulang, lagi pula sudah terlalu lama ia lari.

---

selamat membaca, semoga betah, sekedar hasil keributan isi kepala, jangan diplagiat ya, ceritaku tak sebagus itu sampai harus ditulis ulang, salam kenal.
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add TITIK KARA(M) to your library and receive updates
or
#125kara
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Job Offer: Wifey cover
Semestinya Cinta ( Selesai ) cover
Oh My, CRUSH! cover
BORN TO BE OVERLOVE ✓ cover
WE NEED TO TALK✓ cover
Mysha(21+)  cover
because of my stupidity cover
Personal Assistant! cover
Rent a Date [FIN] cover
FEEL BLUE✓ cover

Job Offer: Wifey

38 parts Ongoing

Mendadak kehilangan pekerjaannya, Runa Anantari kini sah menjadi orang paling memprihatinkan di keluarganya. Berusia tiga puluh tahun, jomblo, ditambah lagi pengangguran. Namun, dunia Runa dibuat jungkir balik ketika William Arlan, aktor paling ngetop se-Indonesia yang sukses menggeser posisi Nicholas Saputra sebagai most wanted bachelor, tiba-tiba menawarkan pekerjaan kepadanya. "Sebentar..." Runa mengangkat sebelah tangannya. Keningnya berkerut dalam, meragukan kalimat di luar nalar yang baru saja ia dengar. "Barusan lo bilang apa?" "Gue bilang, gue sedang menawarkan pekerjaan buat lo," Arlan menyesap kopinya dengan tenang. Pria berkacamata itu meletakkan cangkirnya di atas meja sebelum melanjutkan. "Jadi istri gue."