The Words You Told Me | kumpulan Chenji One Shot
  • Reads 1,063
  • Votes 167
  • Parts 4
  • Reads 1,063
  • Votes 167
  • Parts 4
Ongoing, First published Sep 06, 2021
masih bxb pjsxzcl, one shot pendek2

inspired by the words they told each other
Kalo judul chapter ada *, berarti tw/ mcd, death
Tapi kebanyakan bakal hurt comfort fluff siih


ini fiksi ya fiksiiii
All Rights Reserved
Sign up to add The Words You Told Me | kumpulan Chenji One Shot to your library and receive updates
or
#481jichen
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
𝐒oerabaja, 1730 cover
The Best Of Miracle cover
Choose Family  cover
OUR SECRET (SKYNANI X PONDPHUWIN)  cover
BABY CHANIE cover
Kesayangan Bunda cover
𝐅𝐞𝐥𝐢𝐱 𝐙𝐞𝐤𝐚𝐥𝐢𝐨𝐧✓ cover
Duke's Grip cover
Stars Behind the Darkness 2 cover
After Graduation cover

𝐒oerabaja, 1730

40 parts Ongoing

"Berlarilah sejauh mungkin Dhiajeng, karena jika aku menangkapmu, salah satu kakimu akan hilang untuk selamanya." *** Dhiajeng Pratistha, seorang siswi yang dipaksa mencintai sejarah tiba-tiba terlempar pada abad ke-17, di mana masa kolonialisme sedang membangun kejayaannya. Bagaikan jatuh tertimpa tangga, sosok yang berkuasa adalah Matthias von Herhardt, karakter novel dark romance yang baru saja dia tamatkan diperjalanan menuju Surabaya. Ini bukan hanya berkisah tentang Dhiajeng saja, melainkan sosok Gubernur-Jenderal yang hidup monoton. Kehidupan serba mewah, memiliki kekuasaan tertinggi, dan sempurna. Terbiasa mendapatkan apapun yang dia inginkan, Matthias merasa buruk ketika gadis pribumi yang derajatnya rendah tidak menghormatinya dengan baik. Segala cara pun Matthias lakukan untuk membuat Dhiajeng bersujud, menangis, sampai memohon. Langit biru di bumi hijau menjadi saksi bagaimana jungkir balik Dhiajeng yang berusaha melarikan diri dan begitu pula berubahnya dunia Matthias saat merasakan sesuatu yang mereka sebut cinta. "Bagaimana? Puas bermain kejar-kejaran denganku?" ejek Matthias tersenyum angkuh. *** Peringatan : romansa gelap, dewasa, mengandung adegan yang tidak patut dicontoh! Cry, or Better Yet, Beg. © Van Ji & Solche.