"Setiap orang ingin menjadi pahlawan dalam cerita besar dunia, tapi aku hanya ingin memiliki kesempatan untuk memeluk mereka."
Choi Jisoo berhati batu telah melunak karena rasa bersalah. Yang masih salah, dia melakukannya setengah-setengah, karena hatinya penuh keraguan, tak punya pendirian, seringkali meyakini hal yang salah, dan mudah terpengaruh.
"Aku mungkin gila, tapi tidak sebodoh itu."
"Aku mungkin bodoh, tapi tidak segila itu."
Choi Jennie dan Choi Chaeyoung sedang saling memunggungi. Kini penuh perbedaan, tapi sebenarnya sama. Sama-sama gila dan bodoh. Mereka adalah si pelanggar aturan yang berusaha berubah menjadi manusia penuh pengertian.
"Aku adalah aku. Aku tidak ingin berubah, tapi keadaan memaksaku. Tidak semuanya, aku masih melihatmu."
Choi Lisa masih minim kepercayaan diri, tapi ingin membuat semua orang melihat ke arahnya dengan rasa kagum. Sepandai tupai menyembunyikan kacangnya, semahir itulah Lisa menutupi perasaannya.
Satu-satunya yang tidak berbeda dari mereka adalah kemarahan. Mungkin waktu dan pengalaman akan membuat mereka lebih belajar cara mengendalikan lidah setajam pedang yang tidak mungkin berkarat.
Hidup sempurna dengan kekayaan tidak akan cukup untuk seseorang yang kurang dalam fisik nya
Lembaran lembaran ini menceritakan tentang seorang gadis cantik dengan lukanya, tetap menyayangi meskipun tidak ada yang menghargai dan tetap tersenyum walaupun enggan di sanjung
"Tuhan masih berbaik hati untuk membiarkan aku hidup, meskipun kelahiran ku sama sekali tak mau di sambut" - Kim Jennie
Gadis penyuka matahari tenggelam atau disebut dengan senja, kebahagiaan sederhana bagi dirinya meskipun orang menganggap itu hal biasa
"Aku bersyukur Tuhan memberikan aku mata untuk melihat keindahan ciptaan nya yang paling aku suka" - Kim Jennie
Jangan lupa kasih bintang nya, sama kalau perlu di follow juga ya!!!
Happy reading!!!!