Asmaraloka yang Bertahta
  • LECTURAS 686
  • Votos 142
  • Partes 112
  • LECTURAS 686
  • Votos 142
  • Partes 112
Continúa, Has publicado sep 08, 2021
[KUMPULAN PUISI]
Tentang puisi yang berasal dari intuisi. Karya seorang melankolis pencipta sajak puitis. Selamat menikmati, spesial untuk penyuka sajak.

Follow dulu sebelum membaca:)

Temui sisi lainku di IG : @limit.rasa
Todos los derechos reservados
Tabla de contenidos
Regístrate para añadir Asmaraloka yang Bertahta a tu biblioteca y recibir actualizaciones
O
#4katakita
Pautas de Contenido
Quizás también te guste
Quizás también te guste
Slide 1 of 10
Cinta dan Takdir Rania [End] cover
DikaRanggi cover
aku atau dia? || Fenly Un1ty || cover
Aku, Kamu, dan Takdir Tuhan cover
Diksi Dalam Sepi cover
Infinity cover
Kitab Romancuk cover
Sajak Rasa Tentangnya Yang Istimewa  cover
SUARA TINTA (Selesai) cover
Negeri Aksara Anna cover

Cinta dan Takdir Rania [End]

56 Partes Concluida

❝Keputusan berat yang harus aku ambil, demi menjagaku juga menjagamu adalah menjauhimu. Bukan karena benci, tapi karena aku mencintaimu. Semata agar kau dan aku tidak terjerumus dalam syahwat yang hina.❞ Begitulah kutipan tulisan yang aku tulis dan kutujukan untuk seseorang, cinta pertamaku. Assalamu'alaikum ... aku Rania Andinadya. Jika kamu bertanya kisah ini mengisahkan tentang apa ... ini tentang perjalananku dalam menemukan hingga harus belajar mengikhlaskan cinta pertamaku. Aku, begitu mencintai dia. Namun anehnya, aku sama sekali tidak pernah berani mengungkapkan perasaanku padanya. Sampai suatu masa, ketika cintaku mulai terbalaskan, hidayah-Nya perlahan-lahan mengetuk pintu hatiku. Aku pun menyadari, aku dan dia tidak seharusnya sering berinteraksi, demi menghindari syahwat yang hina. Meski telah berhijrah, cintaku kepadanya masih sama. Dalam diam, aku tetap mencintai dan mendo'akan kebaikan untuknya. Tapi, siapa sangka takdir malah berkata lain. Setelah menjauhinya sebab cinta, ia telah menemukan pujaan hatinya. Lantas aku berusaha mengikhlaskan, meskipun ikhlas adalah suatu hal yang teramat pelik. Dan satu pertanyaan terus mengusik pikiranku ... mampukah aku mengikhlaskannya?