❝He's not an ordinary human. I know, but I don't want to ask.❞ Berawal di sebuah Halte Bus, perlahan kehidupanku mulai berubah total. Sejak aku bertemu dengan seorang laki-laki asing berpenampilan aneh berbekal dengan secarik kertas kumal bertanya kepadaku dimana arah menuju apartemen Lasvernand. Aku mengernyit, apa-apaan dengan orang ini. Bukannya apartemen itu sudah diruntuhkan sekitar 12 tahun yang lalu dan digantikan dengan Taman Pusat Kota. Beritanya tersebar dimana-mana, bahkan hingga sampai saat ini masih menjadi fenomenal. Aku terdiam dalam kesunyianku, kemudian laki-laki itu berujar, "Hei, dimana tempatnya? Atau begini saja. Berikan nomormu, berikan aku arahan lewat itu kalau kamu sedang sibuk saat ini." Aku memandangi apa yang dia genggam, benda persegi panjang berbentuk kecil dengan layar minimalis. Itu jelas-jelas bukan ponsel, bukan juga mesin kalkulator. Itu Pager, aku mengetahuinya. Alat komunikasi yang populer pada tahun 90-an. Lantas aku menelisik penampilan laki-laki itu. Benar, dia memakai kemeja kotak-kotak dengan celana jeans dan bagian bawah lebar serta menyentuh tanah. Setelan umum masyarakat pada tahun 90-an. Sebenarnya dia ini datang darimana? -080921- ©ryhmzippy
9 parts