Nazwa berpikir, bahwa pernikahannya adalah pernihakan bahagia yang jauh dari kata sedih. Di perlakukan bagai ratu, menjadi Ibu dari seorang anak angkat yang cantik juga baik, selalu di sayangi oleh suaminya dan juga rumah tangganya terbilang minim konflik. Namun, siapa sangka di tahun keenam pernikahannya ia di uji dengan ujian yang besar, yaitu suaminya diam-diam menikahi seorang wanita yang ia anggap sahabat dengan dukungan penuh orang tua suaminya sendiri. Di mulai dari ujian inilah, Nazwa memulai banyak mengambil keputusan-keputusan baru untuk dirinya dan juga anaknya. Apakah Nazwa bisa mempertahankan rumah tangganya ataukah malah sebaliknya?