Dendamku Untuk Mama
  • Reads 979
  • Votes 38
  • Parts 3
  • Reads 979
  • Votes 38
  • Parts 3
Ongoing, First published Sep 09, 2021
ini adalah cerita MAMA DIMANA PAPA versi revisi ya jadi semua isi dari cerita di akun sebelumnya bakalan dirubah sepenuhnya, mungkin akan ada sedikit kemiripan di cerita sebelumnya.

oke maaf ya buat kalian yang menunggu lama


Disclaimer mashasi kishimoto
All Rights Reserved
Sign up to add Dendamku Untuk Mama to your library and receive updates
or
#4femsasuke
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
𝐒oerabaja, 1730 cover
Rafa [End💗] cover
BABY CHANIE cover
ELIO RILEY SERGEYEV cover
The Best Of Miracle cover
Kesayangan Bunda cover
Dosa Ku cover
antagonis wife [TERBIT] cover
He Fell First and She Never Fell? cover
After Graduation cover

𝐒oerabaja, 1730

38 parts Ongoing

"Berlarilah sejauh mungkin Dhiajeng, karena jika aku menangkapmu, salah satu kakimu akan hilang untuk selamanya." *** Dhiajeng Pratistha, seorang siswi yang dipaksa mencintai sejarah tiba-tiba terlempar pada abad ke-17, di mana masa kolonialisme sedang membangun kejayaannya. Bagaikan jatuh tertimpa tangga, sosok yang berkuasa adalah Matthias von Herhardt, karakter novel dark romance yang baru saja dia tamatkan diperjalanan menuju Surabaya. Ini bukan hanya berkisah tentang Dhiajeng saja, melainkan sosok Gubernur-Jenderal yang hidup monoton. Kehidupan serba mewah, memiliki kekuasaan tertinggi, dan sempurna. Terbiasa mendapatkan apapun yang dia inginkan, Matthias merasa buruk ketika gadis pribumi yang derajatnya rendah tidak menghormatinya dengan baik. Segala cara pun Matthias lakukan untuk membuat Dhiajeng bersujud, menangis, sampai memohon. Langit biru di bumi hijau menjadi saksi bagaimana jungkir balik Dhiajeng yang berusaha melarikan diri dan begitu pula berubahnya dunia Matthias saat merasakan sesuatu yang mereka sebut cinta. "Bagaimana? Puas bermain kejar-kejaran denganku?" ejek Matthias tersenyum angkuh. *** Peringatan : romansa gelap, dewasa, mengandung adegan yang tidak patut dicontoh! Cry, or Better Yet, Beg. © Van Ji & Solche.