"Am bebi jon!"
"..."
"Maaf nona, bisa tolong langsung ditotal saja belanjaannya Tuan Muda?"
"--tolong cepat, Tuan Muda Jeon moodnya sedang buruk. Bisa-bisa marketmu ini dibakar karena membuatnya menangis."
--Dan aku terancam tak punya pekerjaan seumur hidup--suara batin pria berjas itu menggema.
"Now! Ko' ama!?"
"A-ah, baik. Sebentar, ya."
"Uhum, good good! Bebi mau esklim, ang tu!"
"Ini, Tuan Muda?" Pria berjas itu menunjuk cup ice cream rasa pisang.
Melihat Tuan Mudanya menggeleng, tangannya ia geser menunjuk varian ice cream yang lain. "Ini?"
"No!"
Geser lagi.
"Ini?"
"No!"
Geser lagi.
"Ini?"
"No! No! No! Ang banana tu lo! Banana!"
Tersenyum sabar, pria itu kembali pada cup uang ia tunjuk diawal tadi. "Iya, Banana Tuan Muda."
"Ung, ukan ang ini. Awahnya agi!"
Pria itu mengambil cup dibawahnya dengan sabar, astaga padahal sama-sama ice cream banana loh!
"Ini Tuan Muda."
"Ihihi, ndak adi. Bebi dah dapat pelmen dali ajuci ini!"
Pria itu menatap datar kawannya, "Man, kau membuatku sia-sia menunjuk ini-itu seperti ibu-ibu."
Oknum utama dari keributan itu hanya mengedip-ngedip tak paham saat suasana disekitarnya mendingin.
"Sudah selesai, Tuan-tuan. Apakah ada tambahan lagi?"
"Ung! Ajuci olong bawakan tu ya! Bebi mawu unggu di obil!"
Ketiga pria berjas itu menatap lurus gumpalan daging yang berjalan perlahan menuju pintu keluar. Diikuti pekikan gemas disekitarnya saat sesekali ia hampir terjatuh karena terlalu antusias.
"...Ayo cepat angkut ini kemobil!"
"Hihi, Bebi jon keyen ya unya anyak ajuci jas item, hehe!"
[I'm Baby Jeon]
©itsfctviaaaAll Rights Reserved