Victo, laki-laki berusia 30 tahun yang tak juga kunjung menikah. Selama ini hidupnya hanya dipenuhi dengan kerja, kerja, kerja, dan kerja. Sampai suatu hari ia bertemu dengan Juni, gadis berusia 23 tahun yang merupakan Mahasiswi Ayahnya.
Dalam waktu 1 menit 23 detik, Juni berhasil membuat Victo --yang notabenenya bujang lapuk-- jatuh cinta!!
"Pa, Mahasiswi Papa yang tadi jomlo nggak?"
"Setau Papa sih Jomlo."
"Cantik, Pa."
"Kamu naksir?"
Victo hanya tersenyum mendengar pertanyaan Papanya.
"Papa sih nggak masalah kalau kamu suka dia, tapi..."
"Tapi apa?"
"Dia janda anak satu."
HAH?!?!?
Baru beberapa kali bertemu, dua manusia berbeda jenis kelamin itu memilih untuk melangsungkan pernikahan.
Mereka menikah bukan karena cinta. Mereka juga bukan menikah kontrak seperti yang dilakukan tokoh fiktif di dalam drama atau novel. Mereka menikah atas kemauan sendiri.
Menikah, hidup satu atap, tapi mereka fokus pada diri masing-masing. Terlalu aneh menyebut hubungan mereka sebagai pernikahan, tapi nyatanya mereka menikah sah secara hukum dan agama.
Karena perkenalan yang terlalu singkat, membuat mereka menyadari betapa berbedanya kepribadian satu sama lain. Ada saja hal-hal kecil yang mereka perdebatkan.
Bisakah mereka hidup bersama meski tanpa cinta? Atau justru cinta akan datang seiring kebersamaan mereka?
Highest Rank:
#2 Pasangan
#4 Imperfect
#10 Surabaya