Ini kisah gadis remaja yang tidak mengetahui kapan dia akan bertemu dengan titik terang di hidupnya dia adalah anak panti asuhan muara kasih yang diambil haknya oleh keluarga bramasta,dia pikir dia akan bahagia,namun penderitaannya dimulai dari sini
Dia cantik,baik,penyayang,dan sangat peduli pada lingkungan sekitar,suka menebar senyuman seolah semua dia jalankan dengan bahagia.
Tapi sebenarnya dia adalah anak yang lemah,butuh rumah untuk pulang,butuh teman untuk cerita,butuh bahu untuk bersandar,butuh kasih sayang untuk mereda tangisan.
Lalu?sanggupkah dia untuk bertahan menikmati siksaan ini?sanggupkah dia mencari teman yang ingin berteman dengannya?sanggupkah dia melewati labirin hidup ini?
penasaran?ayo baca
maaf kalau semisal masih ada yang belum nge feel banget karena ini pengalaman pertama aku nulis
jangan lupa vote and komen!!!
Persahabatan yang terjalin melebihi ikatan darah, namun harus hancur. Dua perempuan yang terbiasa menutupi luka dengan mencari seseorang dengan harapan bisa memahaminya.
Terbiasa terabaikan menjadikan seseorang lebih memilih diam, terkadang terbiasa di hina akan menjadikan seseorang menjadi sosok lain yang lebih sulit untuk di mengerti.
"Aku sangat suka bunga. Tapi aku hanya bisa mendapatkannya dengan satu cara."
"Kamu terlalu berisik. Ingat kamu bukan lagi anak-anak!"
Terkadang jatuh berkali-kali hanya demi ingin mendapatkan uluran tangan yang tulus, namun tak pernah mendapatkannya.
Terkadang seseorang yang selalu peka terhadap perasaan orang lain, adalah orang yang menaruh besar harapan mendapatkan hal itu juga.
"Bahkan bunga edelweis yang terkenal abadi, juga bisa layu jika terus terkena tetesan air hujan, tanpa terkena hangatnya sinar mentari. Begitu pula manusia,"