Hanya cerita fiktif yg ada di otak cantik penulis ...
Sebuah cerita sebagai hiburan disaat bosan melanda ...
So, jangan ditelan mentah-mentah apa yg dibaca karena ini hanya sebuah hiburan belaka ...
........................................................
Berkisah tentang hubungan persahabatan yg terjalin karena bertemu diajang pencarian bakat dan ternyata kedua orang tua mereka sudah kenal dari saat masih bersekolah...
Persahabatan yg sangat erat layaknya hubungan saudara sedarah ...
Mahalini Diandra Rasyid
Seorang dokter anak sekaligus penyanyi profesional yg sangat di gandrungi banyak orang karena lagunya meledak dipasaran ... Anak sulung dari 3 bersaudara ini memiliki wajah cantik, berhati baik, sangat menyayangi kedua adiknya dan terkadang bobrok sama seperti kedua adik dan sahabatnya ...
Ziva Agnesha Rasyid
Adik dari Mahalini yg memiliki sifat ceria, bawel, bobrok, tidak bisa diam dan selalu menjadi mood booster utk orang-orang disekitarnya ... Ziva berwajah cantik dan imut, seorang penyanyi dan juga designer yg memiliki beberapa butik tersebar di kota-kota besar yg ada di Indonesia ...
Putri Annasha Rasyid
Si bungsu kesayangan Mahalini dan Ziva ... Memiliki wajah cantik, manis dan imut, membuat banyak orang gemes padanya ... Putri juga mengikuti jejak kedua kakaknya, terjun didunia tarik suara namun berbeda genre ... Jika Mahalini dan Ziva berkarier di genre pop, Putri memilih genre dangdut ... Alasannya sederhana, mau beda aja dari kedua kakaknya ... Putri masih duduk dibangku SMA kelas XII dan sebentar lagi akan menjadi anak kuliahan ... Jarak usia yg agak jauh dari kedua kakaknya, membuat Putri menjadi kesayangan didalam keluarga Rasyid ...
"Resusitasi adalah prosedur medis darurat yang dilakukan untuk menyelamatkan nyawa seseorang saat pernapasan atau jantungnya berhenti. Lakukan dengan segera dengan Posisi tangan harus pas hingga proses kompresi jantung bisa maksimal. Tapi tentunya akan ada efek samping, salah satunya patah tulang."
Satu bait penjelasan medis yang malah membuat mata dr. Adis berkaca-kaca ingin menangis. Padahal penjelasannya tidak ada hubungannya sama sekali dengan kisah hidupnya. Namun ketika ia renungkan semakin dalam, analogi itu sangatlah cocok.
Bahwa ia bertemu dengan seorang pria yang sedang sekarat dalam urusan percintaan. Seorang pria yang pernah patah hati hingga mati rasa. Jantung bagian percintaannya berhenti berdetak. Lalu dengan polosnya, Adis mencoba memberikan pertolongan dengan cara menyentuh jantung hatinya. Memberi tekanan-tekanan cinta, berharap jantung hati pria itu akan kembali berdetak normal hingga bisa kembali merasakan jatuh cinta.
Namun sayangnya Adis tidak memperhitungkan lebih jauh lagi bahwa berhasil atau tidak berhasilnya resusitasi yang ia berikan pada pria itu, tetap akan menimbulkan efek patah hati.