We Were Almost Love A Story
13 parts Ongoing Kita sempat saling menoleh, tapi tidak pernah benar-benar memilih untuk bertahan.
Bagaimana rasanya mencintai seseorang yang tidak pernah benar-benar menjadi milikmu?
Bagaimana jika semua kata yang tak terucap justru menyimpan makna paling dalam?
Ini adalah kisah tentang dua jiwa yang saling menemukan, tapi kehilangan arah sebelum sempat menyebut itu takdir. Tentang rasa yang tumbuh diam-diam, berkembang tanpa janji, lalu menguap tanpa pamit.
Dibingkai dalam potongan kenangan, metafora perasaan, dan kutipan yang menyayat, cerita ini tidak bicara tentang cinta yang dimenangkan, melainkan cinta yang tertinggal.
Karena tidak semua cerita berakhir dengan pelukan,
beberapa hanya meninggalkan bekas hangat di dada...
dan diam yang terlalu bising untuk dilupakan.
Cerita ini lahir dari luka penulis, dari potongan nyata yang pernah menggantung di antara 'kita'. Tentang seseorang yang datang membawa harapan, lalu pergi dengan diam yang tak pernah sempat ditanya.
Ditulis dari sudut pandang pertama, penuh metafora perasaan dan kutipan yang menampar kenangan, cerita ini bukan sekadar fiksi-ini adalah sisa-sisa kisah yang nyaris menjadi cinta, tapi akhirnya hanya jadi cerita.
Bukan tentang akhir bahagia,
tapi tentang apa rasanya ketika cinta hanya berhenti di hampir.