Setiap orang yang kita temui adalah kisah, entah apa jadinya nanti. Berjalan sesuai rencana atau malah jauh dari praduga sebelumnya. Aku mencintainya, hal-hal yang asyik dan menarik jika membahasnya. Sampai tiba dimana tidak ada lagi cinta yang dulu pernah digadang-gadang akan membuat sebuah dinasti. Merajai hati, sampai tak tersisa hanya timbullah sebuah kecewa. Apa pantas? kita yang pernah mengistiqomahkan doa untuk dikabulkan bersama-sama, tiba-tiba menghentikan doa tersebut dan beralih nama? Semenjak perpisahan itu, tidak ada hati yang biasa saja, apapun perpisahan itu dikhianati atau menghianati akhirnya pasti berbagai rasa, dan aku adalah rasa yang tersakiti. Menekuk lutut tanpa henti, meranggas sejak ditinggalkan. Ditinggalkan dengan alasan yang sama sekali jauh dari prakira. Aku tak meminta menetap, aku hanya ingin memeluk kenangan dengan luka-luka. Mesti tak bisa menjadikan dirimu nama yang sering ku selipkan dalam buku-buku setidaknya masih bisa dikenang di ingatan. Aku, yang detik ini masih merajai kenangan, yang masih merasa hidup dengan bayangan kisah masa silam. Aku, mohon maafkan diriku sendiri.Todos los derechos reservados
1 parte