"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" customer service bank sambil tersenyum manis. Bryakta menatap customer service bank tersebut. Membaca tulisan nama yang tertera di meja customer service itu. Calya Bajramaya, nama customer service tersebut. "Permisi, ada yang bisa saya bantu, kak?" customer service bank sekali lagi. Bryakta tersadar, lalu dengan spontan menjawab, "Saya mau buka hati kak." "Maaf, bisa diulangi lagi, kak?" Bryakta gelalapan, lalu berdehem. "Saya mau buka rekening tabungan, kak." Utpala pembohong! Katanya kalau merapalkan ucapan berkali-kali gak akan kikuk. Ini mana? Gak bekerja sama sekali, batin Bryakta kesal. [xxix/ix] "Bryakta-Bryakta, pinter doang di akademik, giliran jatuh cinta goblok." Ucap Utpala. [xxix/ix] "Gimana kalau biar gak canggung saya panggil... Sayang?" "Kamu udah mulai gak sopan ya, Bryakta." Calya sambil tersenyum tipis. "Lebih tepatnya mrebet-mrebet mencari celah dikit sih." Bryakta dengan tertawa diakhir kata. Calya juga ikut tertawa. [xxix/ix] Bryakta : Seorang laki-laki yang hidupnya sederhana, anak beasiswa Universitas Sebelas April dan anak akhir semester ini telah jatuh cinta kepada salah satu pegawai bank. ©2021, by. pelukanangin_kedua