Nasha tidak kenal cinta. Satu hal yang ia pelajari dari kedua orang tuanya bahwa cinta itu omong kosong. Ia tumbuh bersama kisah yang dibentuk dari air mata mamanya, makian dan pukulan papanya. Apa itu yang namanya cinta? Nasha tidak paham cinta. Tapi, dinding kamarnya penuh dengan cerita-cerita tentang itu. Buku-buku itu seperti peta ke ranah fantasi bagi Nasha. Sebuah tempat asing, tempat Nata mungkin tinggal di dalamnya. Nasha tidak percaya cinta. Saat satu-satunya lonceng pemanggil ke arah sana telah direnggut sahabat terbaiknya. Nata telah direbut Tita. Belahan hatinya memilih pergi dengan belahan hatinya yang lain. Nasha tidak punya cinta. Dengan itu ia pergi ke Jogja. Di kota itu seorang lelaki lembut mencoba memperbaiki remuk hatinya. Mencoba mendekapnya untuk mengembalikan lagi kehangatan hati. Tapi apakah Nasha masih bisa percaya bahwa cinta bukan hanya jualan penulis-penulis saja?All Rights Reserved
1 part