Chloris Circe Gienka
Nama dari tokoh tambahan yang memiliki arti mama yang sangat indah dan mulia. Bahkan, sang protagonis dan antagonis kalah dengan namanya.
Chloris yang artinya Dewi musim semi, Circe yang artinya penyihir, dan Gienka yang artinya keturunan bangsawan, namanya diambil dari bahasa Yunani kuno. Tokoh yang hanya muncul sekali, itupun untuk menjadi tunangan dari tokoh utama pria. Namun, karena kebaikannya, Chloris harus meregang nyawa untuk menyelamatkan sang protagonis-cinta sang tunangan. Dan, sialnya protagonis itu merupakan seorang penjelajah begitu pula dengan antagonisnya. Ugh.
"Apa-apaan ini? Masa udah bagus-bagus namanya, eh malah cuma muncul satu episode. Itupun buat mati? Lah, terus muka cakep nya buat apa, Jamet?! Mikiro toh nak arep ngek i dalan cerito ki, gawe emosi aku ae."
(Mikir dong kalau mau ngasih alur cerita, bikin aku emosi aja)
Namaku Chloe Gienka. Pintar, mapan, baik. Tipe idaman, tapi wajahku biasa saja. Tidak secantik mba-mba pelabrak di luar sana, dan tidak semontok mba-mba open Bo. Tapi lumayan banyak lah yang ngajak pacaran.
Tuhan?! Ujian apa lagi ini, aku cuma mau nyantai, beli baju, happy. Lah, malah kesamber petir di siang bolong.
"Panggil Tuan Putri, mana tahu aku baper, terus lamarannya ku terima, haha, canda, Pangeran."
"T-tuan Putri."
"...."
"Aku cantik, 'kan? Bilang dong kalau terpesona."
"Ekhem. Iya, Lady sangat cantik."
"...."
Eh?!
Reverse Harem Chloe dibuka!
Since :
Jangan lupa Follow, Vote, Share, Komen.
{ORIGINAL STORY}
Za Maxxheart putri pahlawan perang Viscount Maxxheart yang gelar jasanya dicabut oleh Raja membranikan diri hidup sendirian di negara Mapell tempat kelahiran ayahnya.
dengan kemalangan yang terus menghujani hidupnya serta dirinya yang diserahkan secara sadar ke keluarga pemuja iblis oleh orang tuanya sendiri. sifat polos dan lugunya membawa ia kedalam kesepakatan kontrak tak tertulis dengan Putra Mahkota.
setelah kejadian malam mengerikan yang hampir merenggut nyawanya, ia berhutang budi pada Putra Mahkota yang telah menyelamatkannya. alih-alih meminta bayaran karena pertolongannya pada Max, Putra Mahkota malah menyeret Max dalam pertunangan,
setelah perbincangan panjang, akhirnya...
"saya setuju dengan pertunangan ini, tapi saya harap ini hanyalah pertuangan kontrak"
"pertunangan kontrak ya... aku tidak mau."
"apa?! kenapa?"
"itu merepotkan, aku sedang malas menggunakan pena."
'Apa-apaan orang ini?'
"kau tenang saja jika masalah ini sudah selesai kau bisa meminta memutuskan pertunangan ini padaku"
"benarkah? Apa benar akan semudah itu?"
"kau tidak mempercayaiku? Orang yang sudah menyelamatkanmu dengan susah payah? bahkan luka di punggungku masih basah."
"ukhh..", Max tersentak mendengar perkataan Putra Mahkota, seketika ia langsung mengingat kejadian malam mengerikan itu. Rasa bersalah mulai membayanginya lagi
bagaimana ia kan bisa mengakhiri teror yang tiba-tiba mengincarnya?. akankah ia dan Putra mahkota terus melanjutkan kesepakatan tidak tertulis itu?