Saka memperhatikan adiknya, Bell, keluar dari mobilnya, setelah memberikan kecupan manis di pipinya. Ia memperhatikan dengan posesif saat adiknya memasuki gerbang sekolah. Saka mengakui bahwa darah posesif serta diktaktor dari kedua orangtuanya menuruni mereka. Dan Saka suka seperti itu. Ia suka saat mengatur adik perempuannya, untuk tidak berdekatan dengan laki-laki lain. Dan Saka bersyukur, Papanya menyekolahkan adiknya di sebuah sekolah khusus perempuan. Lalu, ia menoleh ke sebuah sekolah tepat di depan sekolah adiknya. Sebuah sekolah negeri yang sebenarnya cukup berpengaruh di dunia akademis Indonesia. Sebuah sekolah campuran, yang ia harus kawatirkan. Bell adiknya cantik. Sangat cantik, yang mampu bisa menarik perhatian banyak laki-laki. Namun, mata Saka hanya terpaku ke satu objek. Objek yang sudah berkali-kali selalu menarik perhatiannya dan sejak saat itu, Saka terobsesi untuk melihatnya. Ia berusaha menahan jiwa pemangsanya kali ini agar tidak menakuti gadis itu. ^ Vodka si salah satu most wanted dari sekolah negeri itu terkenal karna bergaul dengan orang-orang keren lainnya. Tapi percayalah, sesungguhnya semua orang sering merendahkannya dari belakang. Tubuh gemuk yang ia punya selalu sering menjadi bahan bullian orang dari belakangnya, walau begitu, Vodka tidak pernah ambil pusing, karna ada sebuah rahasia yang ia pendam baik-baik. Rahasia yang mampu membungkam ucapan semua orang.