Teruntuk Satria
  • Reads 78
  • Votes 9
  • Parts 3
  • Reads 78
  • Votes 9
  • Parts 3
Ongoing, First published Sep 25, 2021
"lu capek nggak sih sa disini terus, gua mau nyerah aja"

"Kirana, kalo capek itu pasti ,tapi apa kamu pernah mikirin orang-orang yang menyayangi kamu jika kamu menyerah? mama papa adikmu, teman temanmu?"

"Satria"

"Tuhan masih sayang kamu Ki, makanya kamu diberi kesempatan untuk berjuang. Tuhan tau Kirana itu kuat dan tidak gampang menyerah,makanya sekarang Tuhan ngirim aku kesini buat nemenin Kirana. jadi jangan berfikir untuk menyerah ya Ki, kita berjuang bersama"
All Rights Reserved
Sign up to add Teruntuk Satria to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Kesayangan Bunda cover
Rafa  cover
Fiction -sungjake✔ cover
Kisah Tak Sempurna cover
He Fell First and She Never Fell? cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
After Graduation cover
Second Best [ RONY X SALMA ] cover
Stars Behind the Darkness (End) cover

Dosa Ku

55 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.