saat pertama kali aku melihatnya, entah mengapa aku sangat tidak asing dengan dirinya. seperti aku sudah mengenalnya jauh sebelum aku bertemu dirinya.
Bisma.
"kita putus! aku kecewa sama kamu" ucapnya sambil mengusap air matanya yang terus mengalir
arlen yang mendengar itu terdiam bagaikan batu.
erlana menatap arlen dengan penuh rasa kecewa dan tidak percaya, "oke" ia lalu menampar arlen, setelah itu pergi melangkah meninggalkan arlen yang masih mematung ditempat.
ia melihat punggung erlana yang semakin menjauh. "maafin aku, aku nyesel. aku.. sebenarnya cinta sama kamu."