𝐓𝐚𝐤𝐞𝐦𝐢𝐜𝐡𝐢 𝐇𝐚𝐫𝐞𝐦 𝐎𝐧𝐞 𝐒𝐡𝐨𝐭𝐬!( Old Book )
  • Reads 2,294
  • Votes 154
  • Parts 3
  • Reads 2,294
  • Votes 154
  • Parts 3
Ongoing, First published Sep 27, 2021
IᑎI ᗷ᙭ᗷ Yᗩᕼ KᗩᒪO ᘜ ՏᑌKᗩ ᘜ ᑌՏᕼ ᗷᗩᑕᗩ (⁠人⁠*⁠'⁠∀⁠`⁠)⁠。⁠*゚⁠+

ᗷᗩKᗩᒪ ᗩᗪᗩ ᗩᗪᗴᘜᗩᑎ 🔞

ᗴᑎᒍOY ᖇᗴᗩᗪIᑎᘜ~♥️




 





♡(˃͈ દ ˂͈ ༶ )










ᗩᒪՏO ᒍᗩᑎ ᑭᒪᗩᘜIᗩT(╯°□°)╯︵ ┻━┻


©𝗸𝗲𝗻 𝘄𝗮𝗸𝘂𝗶
All Rights Reserved
Sign up to add 𝐓𝐚𝐤𝐞𝐦𝐢𝐜𝐡𝐢 𝐇𝐚𝐫𝐞𝐦 𝐎𝐧𝐞 𝐒𝐡𝐨𝐭𝐬!( Old Book ) to your library and receive updates
or
#522tokrev
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
𝐒oerabaja, 1730 cover
He Fell First and She Never Fell? cover
Kisah Tak Sempurna cover
Little Dumplings cover
After Graduation cover
The Qonsequences cover
Kesayangan Bunda cover
Rafa  cover
Dosa Ku cover
Ziel Alexander Dominic [PDF]✔️ cover

𝐒oerabaja, 1730

37 parts Ongoing

"Berlarilah sejauh mungkin Dhiajeng, karena jika aku menangkapmu, salah satu kakimu akan hilang untuk selamanya." *** Dhiajeng Pratistha, seorang siswi yang dipaksa mencintai sejarah tiba-tiba terlempar pada abad ke-17, di mana masa kolonialisme sedang membangun kejayaannya. Bagaikan jatuh tertimpa tangga, sosok yang berkuasa adalah Matthias von Herhardt, karakter novel dark romance yang baru saja dia tamatkan diperjalanan menuju Surabaya. Ini bukan hanya berkisah tentang Dhiajeng saja, melainkan sosok Gubernur-Jenderal yang hidup monoton. Kehidupan serba mewah, memiliki kekuasaan tertinggi, dan sempurna. Terbiasa mendapatkan apapun yang dia inginkan, Matthias merasa buruk ketika gadis pribumi yang derajatnya rendah tidak menghormatinya dengan baik. Segala cara pun Matthias lakukan untuk membuat Dhiajeng bersujud, menangis, sampai memohon. Langit biru di bumi hijau menjadi saksi bagaimana jungkir balik Dhiajeng yang berusaha melarikan diri dan begitu pula berubahnya dunia Matthias saat merasakan sesuatu yang mereka sebut cinta. "Bagaimana? Puas bermain kejar-kejaran denganku?" ejek Matthias sembari tersenyum angkuh "Psikopat sialan, kenapa lo gak musnah aja?!" *** Peringatan : romansa gelap, dewasa, mengandung adegan yang tidak patut dicontoh! Cry, or Better Yet, Beg. © Van Ji & Solche.