Apa dosa keisya di kehidupan sebelumnya, sehingga tuhan membuatnya tidak pernah merasakan yang namanya kebahagiaan yang sesungguhnya ? Mempunyai saudara kembar yang seharusnya menjadi orang yang ada di saat ia sedih dan menghiburnya, justru dia yang menghadirkan kesedihan kesedihan di kehidupan keisya. Akankah keisya bertahan akan hidupnya, atau justru dia memilih jalan pintas, yaitu mengakhiri hidupnya? "Gue benci lo! " -Reisya "Seharusnya gue yang bilang kaya gitu, lo udah ambil semuanya, apa itu belum cukup juga buat lo, apa gue harus mati juga, biar lo puas ? "- Keisya