Pada durasi waktu di petang hari, aku menemuimu dengan berjibun pertanyaan yang terkungkung di pikiranku. Tak sabar lagi aku ingin tahu alasanmu mengajakku bersua. Rupanya aku tidak berhati-hati. Langkahku begitu cepat sehingga aku tersandung mendung di antara titik dan koma. Tak kutemukan makna yang jelas dari intonasi yang kau lontarkan. Sehingga sulit ku interpretasikan maksudnya. Lalu akhirnya kamu melangkah pergi tanpa perasaan meninggalkanku di sini, masih di jalan Kenanga bersama kenangan.