Dihamparan rumput yang luas itu aku berkata, "Apakah setelahnya akan ada perubahan? Kau tau , Mas, dunia ini terlalu menakutkan buatku. Atau angka ini yang membuat semuanya terasa mengerikan?" kulirik dia yang masih memandang anaknya, Kaivan, yang sedang bermain bersama teman-temannya. Aku ingat sekali, dulu anak itu sangat susah bergaul dan cenderung manarik diri. Dan sekarang dia sudah mulai terbuka dengan lingkungan sosialnya. Aku bersyukur untuk itu. "Usiamu maksudmu?" ujarnya. "Ya, aku hanya merasa terlalu banyak menggunakan topeng. Haruskah aku membuangnya?" tanyaku lagi. "Kenapa kau mesti membuangnya? Kenapa tidak kau simpan saja topeng itu dan pakai disaat keadaan yang tepat." balasnya. "Seperti tetap tersenyum saat bersedih?" "Bukan. Tapi gunakan topeng iblismu saat mereka mengusikmu." jelasnya. Aku sedikit tercengang mendengar penuturan itu keluar dari mulutnya. Walau tidak dipungkiri kalimat itu membuatku kembali berpikir. Ya, tidak semua kejahatan harus dibalas kebaikan kan? Dan terima kasih untuk kalimat kamu yang membawaku ke negeri ini. Negeri dimana aku bisa menemukan behegiaanku. Dan saat kita bertemu kembali kau tidak akan menemukan diriku yang penuh luka lagi dan akan kubuat seperti 00:00.
1 part