Ratusan purnama bahkan tak mampu mengaburkan sosokmu yang terpampang begitu nyata di memoriku. Bahkan ketika ingatanku melemah, hatiku masih mengingat jelas friksi-friksi yang tercipta di dada kala kau tersenyum dan menatapku lugu dengan kedua bola matamu yang membuatku jatuh berkali-kali. Takdir mempertemukan mereka kembali. Perasaan itu jelas masih sama seperti yang Tay rasakan dua puluh satu tahun yang lalu.Все права защищены