Yang punya mental disorder aku mohon jangan baca cerita ini ya, author gak mau terjadi apa-apa sama kalian. Love your self sweetie. Cerita ini dewasa, banyak adegan penyiksaan dan juga berdarah.
Khusus cerita 21+
Jangan di copas, apalagi di report.
Karina dan Reeina memiliki nasib malang yang tidak berkesudahan keadaan mental dan fisik mereka hancur berantakan, lahir dalam keluarga yang tamak akan jabatan dan harta, menghalalkan segala cara termasuk menjadikan Karina dan Reeina pelacur. Melayani para hidung belang yang berbeda setiap malam.
Padahal Karina sudah melakukan segala cara agar Reeina-adiknya tidak merasakan apa yang ia rasakan. Orang tua Karina dan Karina sudah membuat perjanjian, namun karena Karina pergi demi perjanjian itu dan tidak ada yang bisa melawan Orang tuanya lagi, Reeina menjadi imbasnya, pada usia yang berumur 13 tahun, Reeina sudah melakukan seks setiap malam dan lebih satu orang setiap malamnya, hidup Reeina sudah tidak ada harapan lagi.
Sampai akhirnya Reeina dinyatakan hamil. Harapan dan impian timbul kembali karena kehamilannya itu, pada usia muda nalurinya menjadi ibu begitu kuat. Ia berusaha pergi dari sana demi anaknya. Demi masa depannya.
Apakah semua nasib malang dan takdir buruknya berakhir menjadi indah karena kehadiran sosok yang ada di perutnya? Atau justru sebaliknya, membuat kehidupan Reeina tambah hancur?
"Aku harus menyelamatkan anakku, aku harus menyelamatkan anakku." Bibir Reeina terus mengucap hal seperti itu secara berulang, pikirannya kosong karena tidak tahu harus kemana lagi, langkahnya sudah lelah karena berjalan sangat jauh.
"Aku harus melindungi anakku, aku harus menyelamatkannya dari mereka!!" suaranya menggema dengan tubuhnya yang melayang hanya demi menyelamatkan anaknya.
#2 Kalut (8-November-2022)
• • • •
Halooo!! Kembali lagi sama Author, cerita ini terinspirasi dari sosok di DMS. Author tertarik dan ingin mengembangkan nya dengan versi Author.
Selamat membaca! And lopyou 🍒
"Resusitasi adalah prosedur medis darurat yang dilakukan untuk menyelamatkan nyawa seseorang saat pernapasan atau jantungnya berhenti. Lakukan dengan segera dengan Posisi tangan harus pas hingga proses kompresi jantung bisa maksimal. Tapi tentunya akan ada efek samping, salah satunya patah tulang."
Satu bait penjelasan medis yang malah membuat mata dr. Adis berkaca-kaca ingin menangis. Padahal penjelasannya tidak ada hubungannya sama sekali dengan kisah hidupnya. Namun ketika ia renungkan semakin dalam, analogi itu sangatlah cocok.
Bahwa ia bertemu dengan seorang pria yang sedang sekarat dalam urusan percintaan. Seorang pria yang pernah patah hati hingga mati rasa. Jantung bagian percintaannya berhenti berdetak. Lalu dengan polosnya, Adis mencoba memberikan pertolongan dengan cara menyentuh jantung hatinya. Memberi tekanan-tekanan cinta, berharap jantung hati pria itu akan kembali berdetak normal hingga bisa kembali merasakan jatuh cinta.
Namun sayangnya Adis tidak memperhitungkan lebih jauh lagi bahwa berhasil atau tidak berhasilnya resusitasi yang ia berikan pada pria itu, tetap akan menimbulkan efek patah hati.