47 جزء
undefined أجزاء مستمرة "Apa yang bisa memisahkan cinta sejati? Katakan padaku, Nayla."
Suara Adrian bergetar, penuh dengan kepedihan yang berusaha ia tahan. Matanya menatap Nayla dengan putus asa, seolah mencari jawaban yang bisa meredakan rasa sakit di hatinya.
Nayla menggigit bibirnya, berusaha menahan gejolak emosi yang semakin menghimpit dadanya. Ia menoleh, menatap wajah Adrian untuk terakhir kalinya, sebelum akhirnya berbisik dengan suara yang nyaris tak terdengar.
"Takdir, Adrian..."
Air matanya jatuh tanpa bisa dibendung. Butirannya mengalir di pipi, bercampur dengan rintik hujan yang semakin deras.
Adrian menatap Nayla tak percaya. Dengan penuh harapan, ia mengulurkan tangannya, mencoba menggenggam tangan gadis itu sebagai bentuk permohonan, sebagai pegangan agar Nayla tidak benar-benar pergi. Namun, Nayla menepisnya.
"Kalau begitu, aku akan menantang takdir itu!" suara Adrian semakin meninggi, hampir seperti teriakan yang penuh kepedihan. "Tolong, Nayla... jelaskan padaku! Kenapa kamu menjauh?"
Tangis Nayla semakin pecah. Seluruh perasaannya ingin ia tuangkan, tetapi ia tahu, kata-kata tak akan mengubah keadaan. Ia menunduk, bahunya bergetar hebat.
"Takdir ini... tak bisa dilawan, Adrian..." suaranya lirih, seakan patah di tengah jalan.
Ia berbalik, membelakangi Adrian. Langkahnya terasa berat, namun ia tahu, ia harus pergi.
"Selamat tinggal..."
Hujan semakin deras, seolah ikut menangis bersama mereka. Adrian tetap berdiri di tempatnya, menatap punggung Nayla yang semakin menjauh, membawa serta hatinya yang hancur dalam keheningan sore yang kelam.
Yuk saksikan kisah selanjutnya😍😍😍