"Teruslah menangis. Selain aku, tidak ada orang lain yang bisa mendengarmu." Zan mengusap pelan air mata Arkan seolah tidak ada yang terjadi. "Ampuni aku Zan. Lepaskan aku. Aku tidak akan melawan mu lagi." Zan yang tidak tahan dengan ucapan Arkan mulai mencekik rahangnya dan menunjukan ekspresi marahnya. Selama ini Zan hanya menganggap Arkan sebagai koleksinya saja. Tidak lebih. Benda yang terlalu sering dimainkan ini membuat Zan semakin bosan. Arkan sudah bukan hal yang menyenangkan lagi. Disclaimer : Cerita ini murni ide dari author nan comel ini. Kalau ceritanya ga serem harap di maklumin, tapi seharusnya si serem yaaaaa :) jadi jangan lupa selesai baca, langsung comment, vote, dan jangan lupa juga untuk follow aku~ Best Regards Maliflwr