Story cover for Lentera||Revisi by the_arnoona
Lentera||Revisi
  • WpView
    Reads 987
  • WpVote
    Votes 92
  • WpPart
    Parts 18
  • WpView
    Reads 987
  • WpVote
    Votes 92
  • WpPart
    Parts 18
Ongoing, First published Oct 09, 2021
Memiliki wajah bagus, tubuh ideal, dan skill yang luar biasa adalah titik kesempurnaan yang sangat diimpikan setiap orang, Tapi tidak dengan Bima. 

Baginya semua itu hanyalah pembawa duka dan petaka dalam hidupnya~

"aku terlalu sempurna untuk diliat, dan terlalu hancur untuk dimiliki"

"gak kok, gua dibawain bekel sama mama"
 
"gua piatu"

"alya liat, lentaranya hancur sama kayak saya" (menunjuk dirinya) 

"ingat aku alya, aku pergi bukan untuk meninggalkan, tapi aku pergi untuk kembali memenangkan penghargaan dihadapan tuhan karena penghargaan didunia ku sudah berhasil ketemukan"

ini bukan lagi duka atau petaka melainkan ----

Bisakah alya menghidupkan kembali Lentera yang padam selama ini? Ataukah alya akan menemukan lentera yang baru pada diri orang lain? 

Copyright©2021
All Rights Reserved
Sign up to add Lentera||Revisi to your library and receive updates
or
#38lea
Content Guidelines
You may also like
Saat Semesta Memelukmu by Rnrndyn
31 parts Ongoing
Disclaimer! -100% Fiction -All picture are from ig & pinterest -100% originally mine Selama empat tahun, Migu mencari Lea-gadis yang tiba-tiba menghilang bersama keluarganya hanya sehari setelah ayah Lea meninggal. Namun, pertemuan kembali di sebuah kafe bergaya vintage dekat kampus lama mereka bukanlah seperti yang Migu bayangkan. Lea yang kini ditemuinya tampak berbeda jauh dari sosok ceria yang dulu senang melompat kegirangan saat dibelikan es krim. Gadis itu kini pendiam, penuh ketenangan yang terasa asing. Migu tahu, ada banyak hal yang pasti telah terjadi selama empat tahun terakhir, dan semuanya telah mengubah Lea. Lebih mengejutkan lagi, Lea yang dulu selalu menghindari jurusan kuliah Migu kini justru memilih jalan yang sama-Sistem Informasi. Padahal dulu, impiannya adalah belajar Tata Boga, menjadi seorang chef, dan membuka kafe bernuansa bunga dengan sentuhan modern dalam warna-warna pastel kesukaannya. Migu selalu ingat betapa Lea mencintai impian itu-dan bahkan di hatinya sendiri, dia ingin mewujudkannya untuk Lea. Namun, Lea yang sekarang seolah menjaga jarak, menutup diri setiap kali percakapan menyentuh masa lalu, dan menolak setiap tawaran bantuan darinya. Perlahan, Migu mulai menyadari bahwa Lea mungkin tak lagi membutuhkan kehadirannya. Apakah masa mereka telah berakhir empat tahun lalu? Apakah hanya Migu yang masih terjebak dalam kenangan itu? Sekarang, di antara kebingungan perasaannya, Migu tahu ia harus memilih. Haruskah ia berusaha membuat Lea kembali seperti dulu? Ataukah sebaiknya dia fokus pada masa depan dengan Nadine, kekasih yang seharusnya menjadi prioritasnya? Namun, di tengah semua keraguan itu, ada satu pertanyaan yang terus menghantui: Apakah Lea hanya sekadar 'adik' baginya? Ataukah selama ini Migu telah menutupi perasaan yang sebenarnya dengan dalih persaudaraan?
You may also like
Slide 1 of 10
KARAFERNELIA  cover
Empty | 00L NCT Dream cover
anak baru itu adalah tunangan ku (jeongcheol) (bxb)  cover
Satu Atap Seribu Cerita Di Langit Yang Sama [Ongoing] cover
baskara, haechan. cover
PERIPLE ✔ (SUDAH TERBIT) cover
The Bad Fate || GyuHao cover
Birulova cover
Saat Semesta Memelukmu cover
Na & Liu cover

KARAFERNELIA

47 parts Ongoing

Cerita ini menggambarkan perjalanan emosional Bryan dan Alesha serta dampaknya pada anak-anak mereka, menggambarkan kebahagiaan di tengah kesedihan dan harapan untuk masa depan. .... Raka berdiri di tengah kamar, wajahnya merah dan napasnya memburu. "Lu mending keluar dari kamar gue sekarang juga! Lu cuma ganggu gue, tau nggak? Bicara yang penting-penting aja, jangan cuman bikin ribut!" ujarnya dengan emosi memuncak. Bian, yang sudah lelah dengan suasana tegang, menjawab dengan nada kesal, "Biasa aja napa sih? Iya, iya, gue keluar. Gue nggak akan ganggu lo lagi." Dengan geram, Bian membuka pintu dengan keras dan menutupnya sampai bergetar. Kamar itu kini hening. Raka berdiri diam, meresapi kesunyian yang menggigit. Di sudut kamar, dia membiarkan air mata menetes perlahan, wajahnya tersembunyi di balik tangan. Dalam isak tangisnya, dia berbisik, "Gue nggak benci, gue cuma kangen. Gue pengen banget ngerasain pelukan dari sosok ayah, tapi dia udah punya keluarga sendiri, jadi gue nggak bisa ganggu dia." Raka merasa frustasi dan terpuruk, merasakan setiap detik beratnya kepergian dan kekosongan yang ditinggalkan. Seperti jejak langkah yang meninggalkan bekas, kenangan itu terus menghantui dan menyisakan luka dalam hati.