SERINDU
  • Reads 118
  • Votes 46
  • Parts 4
  • Reads 118
  • Votes 46
  • Parts 4
Ongoing, First published Oct 10, 2021
Setiap yang bernyawa pasti akan mati. Dimulai dengan pertemuan pasti adakalanya juga di akhiri dengan perpisahan. Hidup itu juga tidak selalu bahagia dan tersenyum, tentu ada sebuah rintangan perjuangan hingga muncul rasa sedih, lelah dan menyebalkan. 

Bahagia itu relatif. Setiap orang pasti memiliki arti bahagia sendiri-sendiri. Manusia bisa menciptakan kebahagiaan sendiri. Seperti orang tua yang akan bahagia apabila melihat anaknya yang selalu tersenyum dan ceria, begitu juga sebaliknya anak yang akan merasa bahagia apabila kedua orang tuanya selalu sehat. Definisi kebahagiaan bisa dalam bentuk kesehatan, kesuksesan, dan bukan hanya kekayaan atau materi saja.
 
Kirani Putri Fadia dan  Adenatta Harsi Gabribo

Mereka memiliki pemahaman yang sama dengan arti hidup dan bahagia. Mementingkan orang lain tanpa memikirkan dirinya sendiri, apakah sudah terpenuhi atau belum. Mereka hampir memiliki kisah hidup yang sama, ditinggal orang tersayang, merasakan sepi suatu masa dimana ada seorang anak kecil bertanya. 

"Apakah selama ini aku ngga bahagia?" -Adenatta Harsi Gabrino

"Bahagia kok." Jawab Kiran Fadia.

 Story by : @sebuahrasaa_
All Rights Reserved
Sign up to add SERINDU to your library and receive updates
or
#120saeron
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Stars Behind the Darkness 2 cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
Kesayangan Bunda cover
BABY CHANIE cover
OUR SECRET (SKYNANI X PONDPHUWIN)  cover
Choose Family  cover
Duke's Grip cover
After Graduation cover
THE BOSS BABY cover

Dosa Ku

1 part Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.