WANGY WANGY (F!Readers X Komi-san wa, Komyushou desu)
  • Reads 4,066
  • Votes 422
  • Parts 8
  • Reads 4,066
  • Votes 422
  • Parts 8
Ongoing, First published Oct 10, 2021
(Slow update) 

(Y/n) manusia sesat dan barbar

Walau begitu dia masih bisa bersikap (pura²) ramah dan sopan terhadap orang

Bagi dirinya sebuah keajaiban besar bisa keterima disekolah ternama.. dia sangat bersyukur karna keterima kalau ngga habislah dicubitin emak-

"WANGY WANGY MBAK KOMI WANGY BANGET HARI INI" 

Sapaan dari (y/n) untuk mbak komi


⚠️Warning⚠️
•Author tidak pandai bikin kalimat indah jadi maklumin aj
•Cringe💔
•Up tidak menentu
•Author tidak pandai b. Indo cerita fiksi💔

Maaf langsung ke chapter 1 sy tdk pandai bikin prolog
All Rights Reserved
Sign up to add WANGY WANGY (F!Readers X Komi-san wa, Komyushou desu) to your library and receive updates
or
#2osananajimi
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Rafa  cover
He Fell First and She Never Fell? cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
After Graduation cover
The Qonsequences cover
Ziel Alexander Dominic [PDF]✔️ cover
Kisah Tak Sempurna cover
Kesayangan Bunda cover
Little Dumplings cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.