a
  • Reads 27
  • Votes 1
  • Parts 1
  • Reads 27
  • Votes 1
  • Parts 1
Ongoing, First published Dec 20, 2014
Bukan maaf yang tak dapat kuterima. Tapi arti hubungan ini yang kulekatkan kejujuran, tak bertepi seperti yang kuharap

Pantaskah kuterima ini semua? Sedangkan kau tak pernah berharap dalam rasa itu berhembus dalam kepentingan bersama
All Rights Reserved
Table of contents

1 part

Sign up to add a to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 9
Putri Palsu yang Kembali: Pernikahan Tak Terduga dengan Sang Raja Bisnis cover
GAVIN 21+ cover
Have Fun [21+] cover
Daddy Sitter 21+ cover
Brondong Next Door (TAMAT) cover
Transmigrasi Seksi Bumil  cover
SERA cover
Revenge Marriage (SELESAI) cover
Hello, KKN! cover

Putri Palsu yang Kembali: Pernikahan Tak Terduga dengan Sang Raja Bisnis

155 parts Ongoing

karya terjemahan. no no google translate TT (cerita ini berawal dari aku yang suka baca genre seperti ini, ada ceritanya bagusss banget tapi pas dibaca bikin pusing karena tata bahasa yang aneh TT, aku akan mencoba membuat bacaan ini bisa kalian baca dengan nyaman) tidak 100% akurat, tetap di edit agar kalian nyaman saat membaca. Enjoy... Author(s): ACEE Genre(s): Romance Type: Chinese Webnovel Sinopsis Guzi terlempar ke dalam novel sebagai pewaris kaya palsu yang bernasib tragis. Dalam cerita asli, dia menolak menikah dengan pria yang telah bercerai dan memiliki tiga anak, lalu berakhir melarat dan terlupakan. Namun, kali ini, Guzi memilih jalan berbeda. Dia menikah dan berusaha menjadi ibu yang baik bagi anak-anak yang dulu diabaikan oleh pemilik tubuh aslinya. Yang tak disangka, anak-anak itu perlahan mulai menyayanginya... dan begitu pula sang suami. Sementara itu, pewaris sejati yang dulu merebut segalanya justru terjebak dalam skandal dan perebutan harta. Hingga suatu hari, dia melihat Guzi turun dari mobil mewah, perutnya membesar, didampingi pria terkaya di kota. "Kita sudah sepakat untuk tidak punya anak!" Pria di sampingnya tersenyum lembut. "Maaf, itu salahku."