Eramnesia | NA JAEMIN
  • Reads 9
  • Votes 0
  • Parts 2
  • Reads 9
  • Votes 0
  • Parts 2
Ongoing, First published Oct 14, 2021
(n) - the realization of being born in the wrong time period and wishing to live in another.
____________________________________________




❝Kamu bakal kesini lagi kan Theo? Kita bakal ketemu lagi kan?❞ Gadis itu berdiri mengusap pipinya yang basah karena cairan bening yang meluncur dari matanya.


❝Tidak Nata. Aku tidak akan kemari lagi, setelahnya kuharap kamu dapat melupakan hal-hal yang pernah terjadi diantara kita dan... aku harap kamu bisa menemukan orang yang lebih baik dari ku,❞ Theo diam sejenak, ❝Dan selamat tinggal Nata, kuharap setelah kematian ku nanti, Tuhan memberikanku kesempatan untuk terlahir kembali dan berakhir indah bersama mu.❞



©nanadaisyna2021
All Rights Reserved
Sign up to add Eramnesia | NA JAEMIN to your library and receive updates
or
#100duniaparalel
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Kesayangan Bunda cover
brother ; drarry cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
BABY CHANIE cover
After Graduation cover
antagonis wife [PO] cover
Duke's Grip cover
Selena (Wanita Panggilan) cover
Kisah Tak Sempurna cover

Dosa Ku

76 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.