Malam

Tangga tak henti didaki, kendati kadang sering terhenti. Beberapa kali hujaman datang, sengaja untuk memaksa berhenti. Jujur, ini sangat menyebalkan. Padahal sudah melawan, namun tetap sulit untuk mendaki kembali. Sering kali, bibir milik Chiya merutuk, melampiaskan amarah pada diri sendiri yang sebenarnya tak patut untuk dilakukan. Lagipula, tidak ada seorangpun yang pantas untuk diteriaki. Mungkin.

Sebanyak apapun tangan milik sang gadis menengadah, berdoa demi tangga kehidupan yang bisa didaki kembali. Tetapi, jalan pintas masih belum datang. Keinginan kecil yang ia harapkan pun tak kunjung datang, malah ditolak mentah-mentah bersama sakit hati. Sungguh, tiada kata maaf untuk dunia. Padahal kegelapan yang dia alami sudah cukup memberi buta, tapi setitik cahaya harapan malah berbohong dan pergi dengan penuh senyuman. Miris, bahkan mungkin seorang iblis pun akan tertawa saat melihat maupun sekedar mendengar.

"Tolonglah, padahal malam tidak penuh dengan kegelapan seperti ini."