Nemesis : Story From Red House
  • Reads 433
  • Votes 67
  • Parts 9
  • Reads 433
  • Votes 67
  • Parts 9
Ongoing, First published Oct 20, 2021
Mature
File 325.015.780


Kasus : Telah terjadi pembantaian di rumah mewah milik keluarga terpandang, para penyidik menyatakan bahwa tidak ada anggota keluarga yang selamat. Di tengah proses penyelidikan, polisi menerima laporan bahwa salah satu anak dari keluarga tersebut masih hidup dan sedang menjalani perawatan medis. Saat penyidikan berlangsung, seluruh saksi mata, tertuduh, dan juga polisi yang menyelidiki kasus tersebut tewas satu demi satu. Penyelidikan terpaksa dihentikan seminggu kemudian dan kasus tersebut ditutup secara permanen.

Fakta : Lima tahun kemudian sekelompok siswa SMA melakukan penyelidikan ilegal dengan pergi ke tempat kejadian perkara, kasus terpaksa dibuka kembali karena salah satu siswa ditemukan tewas dengan leher tersayat dan ditinggalkan begitu saja oleh pelaku di ruang kelas.

Misi : Mengungkap dalang dibalik tewasnya anggota keluarga dan juga saksi sebelum terjadi pembantaian di sekolah.

Penyidik Kasus : Nath (Departemen Kepolisian Pusat Divisi Khusus)



© Million Pieces Project
All Rights Reserved
Sign up to add Nemesis : Story From Red House to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
The Best Of Miracle cover
BABY CHANIE cover
Kesayangan Bunda cover
Selena (Wanita Panggilan) cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
He Fell First and She Never Fell? cover
After Graduation cover
Ziel Alexander Dominic [PDF]✔️ cover
antagonis wife [PO] cover

Dosa Ku

76 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.