Gadis itu terkurung dalam sebuah kubah yang cukup besar, dimana hanya dirinya dan satu gadis lain yang hanya terkurung di sana.
Setiap hari, perempuan yang bernama Amy itu melihat ke arah luar jendela, mendapati gadis lain berambut biru yang selalu berada di bagian luar jendela itu, dan gadis berambut biru itu selalu tersenyum kepada Amy, seolah ingin mengajaknya pergi.
Amy ingin pergi, tapi ia tidak bisa. Ia hanya meratapi nasibnya setiap saat, dan menghabiskan waktu bersama gadis berambut cokelat yang selalu berada di sisinya. .
"Aku ingin bebas. Tapi, bagaimana?!"
***
Eyyooo saya gabut lagiii, dan buat cerita gaje lagiii. Dah, pokoknya ni crita murni dari pemikiran gabut saya yang paling dalam.
Prisha nyaris menghabiskan dua windu hidupnya untuk mencintai seorang saja pria. Terjabak friendzone sedari remaja, Prisha tidak pernah menyangka jika patah hatinya gara-gara Paradikta menikah dapat membuatnya hampir mati konyol. Dia baru saja bebas dari jerat derpresi saat melihat Paradikta justru kembali ke dalam hidupnya dengan aroma-aroma depresi yang sangat dia kenali.
"Kamu pikir, kematian bakal bawa kamu ke mana? Ketemu Saniya? Kamu yakin udah sesuci dia? Jangan ngimpi Radi!"
"Mimpi? Ngaca! Bukannya itu kamu? Menikahi saya itu mimpi kamu kan?"
Dan, Prisha tahu jika Paradikta yang dua windu lalu dia kenal saat ini sudah tidak lagi ada.