Aku menatap pada tangan yang kini merangkum jemari tangan kiriku. Punggung tangan putih bersih yang menampilkan lekuk kebiruan otot tangannya membuat tanganku yang berukuran lebih kecil terlihat rapuh. Rasanya sudah lama sekali kami tidak bersentuhan seperti ini dan hatiku sungguh merasa hangat, seakan panas tubuhnya menyalur dalam diriku dari genggaman tangannya yang mantap dan erat. Tanpa sadar aku menggerakkan tangan kananku yang bebas untuk menyentuh helai rambutnya yang dipermainkan hembusan sang bayu. Sesungguhnya aku hanya ingin menyentuhnya, ingin menyentuh bagian lain dari tubuhnya karena tiba-tiba kerinduan itu muncul bergejolak dan aku tak ingin lagi melawannya, menyangkal diriku sendiri seperti yang sudah kulakukan selama ini terhadapnya. Nafasku tiba-tiba tercekat saat kemudian aku merasakan gerakan tubuhnya bergeser kearahku. Kepalanya mendekatiku, wajahnya semakin dekat hingga aku bisa melihat bulu mata panjang membingkai indah matanya yang hanya berjarak kurang dari lima belas senti dariku. "Aku ingin menciummu... Bolehkah?" Dan kembali aku tak kuasa untuk melakukan apapun. Tanpa menunggu jawaban, dia telah memajukan wajah dan bibirnya menangkup milikku, mematrikan ciuman pertama kami...All Rights Reserved
1 part