Seperti kebiasaan, rutin hariannya masih tidak berubah. Menunggu anak-anak asuhannya pulang. Cukup memenatkan, tapi ini pekerjaan yang dia pilih. Dalam letih, ada rasa bahagia. Melihat tawa anak-anak kecil itu, cukup melegakan hati kecil dia. "Teacher..." Suara kecil itu menyentakkan dia daripada lamunan. Terasa ada jemari kecil mencuit-cuit lengan dia. Pandangan terus dijatuhkan ke arah punca suara. "Yes honey?" Masih memandang, bibirnya merekah dengan senyuman lebar. Jemari jatuh mengusap kepala anak kecil di bawah dengan lembut. Penuh kasih sayang. Jujur katakan, dia sudah terlanjur sayang. "This is for you..." Terletus tawa kecil saat anak kecil itu malu-malu menyua tiga kuntum bunga kertas yang entah sejak bila dipetik. Disambut dengan senang hati. Turut menurunkan tubuh sedikit. Ingin menyamai paras ketinggian anak kecil itu. Rasa terharu. "Thank you Eshaq!" Puncak kepala anak kecil itu menerima kucupan pantas. Tidak lupa juga, tubuhnya dipeluk erat-erat. "Ehem!" Mendengar suara rendah nan berat itu, tubuh Eshaq dilepaskan. Kembali berdiri tegak di sebelah anak kecil itu dengan kening terjungkit. Sedikit hairan. Mahu bertanya, tapi takut tersalah kata. Jelas dia nampak bingung. Kening yang tidak gatal digaru. "Who are you?" "I'm Eshaq's father. Pleasure to meet you Jelita Elnara." Tegas nadanya membuat seluruh tubuh sang Jelita kejung beku. ⚠️Do not copy any part of this story !