Story cover for Sugar, Whiskey, Honey by prussianbluesea
Sugar, Whiskey, Honey
  • WpView
    Reads 1,677
  • WpVote
    Votes 93
  • WpPart
    Parts 5
  • WpView
    Reads 1,677
  • WpVote
    Votes 93
  • WpPart
    Parts 5
Ongoing, First published Oct 25, 2021
Sejak putus dengan Arnold beberapa tahun lalu, Valerie menginginkan relationship yang kasual. Sesuatu yang tidak mengikat. Gilbert menyanggupi itu. Dan seperti dugaannya, semua menjadi sangat menyenangkan.

Sebelas tahun menjalani persahabatan dengan Gilbert jelas membuat Valerie tau cowok itu luar dalam. Itu membuat semuanya jadi semakin mudah. Lagipula tidak mungkin juga cewek itu akan jatuh cinta pada sahabat yang sudah ia ketahui bacot dan bobroknya. Si kampret itu bukan tipenya. Dan meski kadang Gilbert sulit ditebak, hubungan persahabatan mereka harusnya tetap baik-baik saja dan berjalan seperti apa adanya.

Harusnya.

...

Ini adalah sebuah kisah tentang mereka yang terpaku pada zona nyaman hingga tak sadar bahwa waktu terus berjalan. Dua sahabat unik sekaligus nyleneh yang terlambat sadar bahwa mereka telah saling jatuh cinta.
All Rights Reserved
Sign up to add Sugar, Whiskey, Honey to your library and receive updates
or
#6drummer
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 9
Seratus Meter Dari Hatimu cover
[END] WHAT WE HAVE PASSED TOGETHER? cover
JEWEL cover
Roller Coaster cover
A-KU & A-MU cover
IGNITES  cover
DEAR SOPHIA cover
MAID IN LOVE - BECKFREEN [SELESAI] cover
WILLENA  cover

Seratus Meter Dari Hatimu

17 parts Ongoing

Seratus Meter dari Hatimu Dulu, kupikir jarak paling rumit adalah antara dua kota. Antara kampung halaman dan ibu kota. Antara kenyamanan yang kutinggalkan dan dunia baru yang sedang kucoba taklukkan. Tapi ternyata, jarak yang paling sulit bukan soal kilometer atau waktu tempuh. Jarak paling rumit adalah seratus meter dari hatimu-tempat aku berdiri, tapi tak pernah benar-benar kau sadari. Segalanya berawal biasa saja: kos baru, teman sekamar yang bawel tapi hangat, lingkaran pertemanan yang mengisi hariku dengan tawa, tugas, kopi sachet, dan obrolan tengah malam. Aku merasa cukup. Nyaman. Aman. Hingga seseorang hadir dengan caranya yang tak terduga. Terkadang ceplas-ceplos, kadang diam dan terlihat jauh. Dia bukan tokoh utama di hidupku, bukan pula pangeran dalam kisah dongeng. Tapi entah kenapa, perhatian kecilnya terasa seperti rumah dalam keriuhan kota. Sayangnya, tak semua rasa harus tumbuh. Dan tak semua perhatian berarti istimewa. Ini kisahku, Caca. Seorang mahasiswi yang mencoba bertahan di antara tumpukan tugas, tawa tongkrongan, dan teka-teki bernama Arvin. Ini tentang dua circle pertemanan, dua sisi dunia, dan satu rasa yang pelan-pelan ingin ku bungkam. Karena terkadang, menyukai seseorang tak harus dimiliki. Cukup dilihat dari kejauhan-seratus meter, atau bahkan lebih.