Prolog "Intinya, jaga hati, ya." Ucap seorang laki-laki kepada seorang perempuan yang ada dihadapannya saat itu. Perempuan itu tersenyum. Sebelum bertemu dengan laki-laki itu, ia seperti mempunyai feeling bahwa pada saat itu, laki-laki yang di hadapannya akan mengungkapkan hal yang sudah lama di pendam olehnya. "Tunggu, Jika kamu mau, Vin." Balas seorang perempuan itu. Laki - laki yang bernama Kelvin itu membalasnya dengan senyum. Laki - laki bermata sipit itu duduk sambil menatap perempuan yang ada di hadapannya. Bola matanya merekam pemandangan yang indah yang ada di hadapannya. Di pikirannya, memori lama datang berputar mengulang kejadian yang pernah dialaminya. Tentang cinta di masa sekolah, tentang pujaan hati yang ia dambakan. Banyak hal yang ia alami. Hitam dan putih, pahit dan manis. Semuanya merupakan sebuah perasaan yang susah untuk di jelaskan. Kenangan yang terlintas di pikirannya silih berganti. Ia mengingat bagaimana proses hidup yang di alaminya membawa ia sampai ke titik ini. Setelah lama duduk, sekali lagi ia memberikan senyuman kepada perempuan yang sedang duduk di hadapannya. Mereka saling bertatapan, seakan - akan mata mereka yang saling berbicara. "Maaf, baru berani untuk mengungkapkan hal ini." Bisik Kelvin. Ucapan itu di dengar dengan jelas oleh perempuan yang ada di hadapannya. "Aku juga minta maaf, belum bisa memberi kepastian yang jelas. Akan tetapi, tunggulah." Perempuan itu menyandarkan tangannya diatas meja yang ada di depannya. Roda kehidupan terus berputar dan segala sesuatu yang di alaminya selalu tumbuh dan berganti. Kelvin sadar, bahwa ia hanya perlu banyak bersyukur, karena pernah melewati semua itu dengan baik. Proses pendewasaan yang mengajarkan ia untuk memiliki pengalaman yang tak terlupakan. Pengalaman yang manis maupun pahit tetaplah menjadi sebuah kenangan yang tak terlupakan.
1 part