Waktu Yang Berlalu

Asyafa Adiba Al Humaira, gadis ceria penikmat hujan. Siswi kelas XII IPA 1 SMA Gunadharma itu juga terbilang cukup pintar di kelasnya. Selain itu, menghadiri majelis sholawat adalah salah satu rutinitas yang tak pernah ia tinggalkan. Hidup bersama keluarga dan sahabatnya di Lampung membuat hari demi hari semakin berwarna. Sebelum akhirnya hidupnya berubah setelah seseorang yang sangat berharga dalam hidupnya pergi meninggalkannya.

Akankah ada seseorang yang hadir dalam hidup Syafa dan mampu mengobati lukanya?
Akankah kehidupan Syafa berakhir dengan bahagia? Atau sebaliknya?

--

❝Kamu nggak salah. Dari awal, memang yang salah itu aku. Aku yang lancang menaruh perasaan ke kamu. Kamu berhak temuin bahagia kamu sendiri, Masalah perasaan ini, biar aku yang urus. Bahagia selalu, ya.❞

--
❝Ibu bohong, mana janji yang sempat Ibu katakan waktu itu?❞

--

❝Kamu..., suka hujan?❞

❝Sangat.❞

❝Alasannya?❞

❝Banyak. Salah satunya, mungkin, hadirnya mampu menenangkan setiap jiwa yang dilanda keterpurukan.❞

--

❝Saya sedang berusaha menyapamu dengan pelan melalui doa yang selalu saya langitkan, Asyafa.❞
-Abidzar Arkanza Baihaqi

--

❝Semua tentang hujan, memang benar. Selalu ada aroma tanah yang terjamah, dan selalu menghadirkan rasa rindu di antara kita. Aku harap, kau tak pernah lupa pada hujan yang mempertemukan kita. Bersama tersenyum memandang langit hitam, menikmati derasnya hujan.❞
-Asyafa Adiba Al Humaira