"Lo bergerak sedikit, nyawa Lo taruhannya!" suara serak dari belakang mengintruksi.
Marsha terdiam dengan tubuh yang bergetar. Ia takut, ralat, sangat takut.
"Ikut gue," sentak lelaki itu seraya menyeret pergelangan tangan Marsha.
"Lepasin, Mars." berontak Marsha.
"Nggak ada penolakan bagi gadis pembangkang seperti Lo!" Marsha meringis kesakitan, ia menatap pergelangan tangannya yang di seret kuat oleh lelaki yang tengah menariknya.
"Lo gila, Mars. Gue nggak suka Lo tapi kenapa Lo suka gue? Please, berhenti buat kejar gue, hati gue bukan buat Lo." Seretan Mars terhenti, lelaki yang di kuasai oleh amarah itu menoleh ke belakang.
"Lo nggak berhak ngelarang gue buat berhenti ngejar Lo, ini perasaan gue. Gue yang nentuin! Izin Lo atau nggak, Lo tetap milik gue! Gue nggak akan pernah ngelepasin Lo!"
Mulanya, maksud Miura Nara menerima pernyataan cinta berondong tengil yang terus mengganggunya, adalah untuk membuatnya kapok. Dia sudah menyiapkan 1001 tingkah menyebalkan yang akan ditunjukkan selama masa uji coba berpacaran. Dengan begitu, berondong menyebalkan berstatus pacar magang itu memilih pergi meninggalkannya.
Sialnya, ini tidak semudah yang Miura kira. Terlebih saat dia harus tinggal satu atap bersama pacar berondongnya dengan hormon belum stabil alias sangean.
Miura Nara dalam masalah baru yang lebih besar dari sekadar Askara Tarachandra Manggala.