Alfariel Zachary, sosok pemuda blasteran Indonesia-Spanyol yang tampan, cool, cuek, datar, tak berperasaan dan haus akan darah. Ia berperilaku seperti itu, karena ia memiliki sifat pembalasan dendam sejak ia melihat jika orang tuanya dibunuh secara sadis di depan matanya.
Alfariel pun kabur dari mansion itu yang sudah lama tidak ia tempati, sesaat memori-memori kelam muncul dalam ingatannya. Ia tinggal di apartemen seorang diri.
Setelah sampai di suatu tempat yang bisa membuat ia tenang, yaitu tempat desa tak berpenghuni. Alfariel berjalan mendekat menuju danau hitam, lalu merebahkan tubuhnya pada tanah yang ditumbuhi rumputan. Menutup mata, lalu bergumam dengan bahasa spanyol, "Padre, Madre, Riel los extraΓ±a," yang berarti 'Ayah, Ibu, Riel merindukan kalian.'
Tak lama itu tubuh Alfariel disinari oleh cahaya yang sangat terang menyilaukan matanya, sehingga beberapa detik kemudian tubuh Riel hilang tertelan oleh cahaya misterius itu.
***
Merasa tubuhnya disiram sengaja oleh seseorang, ia membuka matanya lebar dan menahan amarah yang memuncak. Tetapi setelah membuka mata lebar-lebar. Ia merasa bingung, bukannya ia tadi berada di danau? Kenapa ia bisa berada disini? Kenapa badannya sakit lagi ini?
Akibat terlalu keasyikan bingung, ia dikejutkan kembali oleh suara-suara aneh. Ia mencarinya dimana-mana yang berbicara padanya, tapi ia tak menemukan
"Selamat datang Tuan Rumah, perkenalkan nama saya sistem X2. Saya akan membimbing anda untuk__" ucap sistem X2 yang terpotong oleh suara dingin dan rendah Alfariel
"Siapa lo!.."
***
SLOW UPDATE
"Oleo bulik! Fakyu!"
Kalimat itu meluncur begitu saja dari mulut seorang bocah kecil, membuat Raverio Kael Romanno-predator paling ditakuti di benua ini-hanya bisa duduk diam di sofa rumahnya. Sambil menonton kartun Happy Tree Friends, ia dengan pasrah menyuapkan bakpao ke mulut bocah ingusan itu.
"Oleo kok cuka mutilaci olang cih?!"
"Kerja."
"Kelja itu yang halal!"
"Contohnya?"
"Eum... jadi penjual bakpao."
ya begitulah
β¬
Elysia, adalah seorang remaja yang bekerja sebagai seorang informan untuk pihak berwajib, dengan tekad kuat untuk membongkar kejahatan mafia yang menguasai kota. Meski misinya penuh bahaya, Elysia selalu berprinsip menuntaskan setiap tugas yang diberikan kepadanya.
Namun, hidupnya berakhir tragis di tangan Raverio Kael Romanno. Dalam penyelidikan yang membawanya ke kediaman keluarga Romanno, Elysia dibunuh dengan cara yang brutal.
Pembunuhan itu menjadi akhir kelam dari perjalanan hidupnya yang singkat, meninggalkan perasaan tidak puas yang menghantui.
.
.
.
Alih-alih menuju surga, Elysia malah terbangun di tubuh seorang balita berusia sekitar dua atau tiga tahun yang ditelantarkan di pinggir jalan. Lebih buruk lagi, takdir mempertemukannya kembali dengan sosok yang telah merenggut nyawanya-Raverio Kael Romanno.
Follow akun author dulu ya sebelum baca!
qβ β
assisted by ai, pins and inspired by some stories.