GIBRAN DAN CAPUCCINO (ON GOING)
  • přečtení 62
  • Hlasy 0
  • Části 8
  • přečtení 62
  • Hlasy 0
  • Části 8
Průběžné, poprvé publikováno lis 03, 2021
"Seperti biasa kan kopi nya?" Tanya Gibran ke Nadhira. 

"Hari ini mau nyobain Cappuccino" Jawab Nadhira yakin, membuat Gibran mengerinyitkan dahi nya. 

"Tumben?" 

"Waktu itu kak Gibran pernah bilang, kalo kopi kesukaan kak Gibran itu Cappuccino, jadi Nadhira mau nyobain" 

"Oke deh, tapi Cappuccino yang ini gue buatin spesial buat lo, jadi rasa nya agak beda" Ujar nya, lalu Nadhira mengangguk pelan seraya tersenyum manis. 

Nadhira Felisha Angraini, diam-diam memiliki perasaan kepada laki-laki yang ia panggil "cowok barista" itu,  bahkan ia sudah jatuh cinta saat pandangan pertama, bahkan tak hanya mengagumi  kepribadian dan fisik nya, ia juga begitu jatuh cinta kepada setiap kopi yang Gibran buat. 

Hari demi hari, Nadhira dibuat menggila karena ketampanan dan kelembuat Gibran, tapi apakah Gibran memiliki perasaan yang sama dengan Nadhira yang berbeda 4 tahun lebih muda dengan nya?

PS. Maaf jika banyak kesalahan kata pada cerita ini.
Všechna práva vyhrazena
Zaregistrujte se a přidejte GIBRAN DAN CAPUCCINO (ON GOING) do své knihovny a dostávat aktualizace
or
#190gibran
Pokyny k obsahu
Taky se ti může líbit
Taky se ti může líbit
Slide 1 of 10
MAHESA cover
My Dangerous Junior cover
I'm the Protagonist cover
AV cover
FIX YOU cover
I'm Alexa cover
Memilih Untuk Pergi  cover
Hypomone {ὑπομονή} || cover
Om Rony cover
Kaesar cover

MAHESA

Části: 50 Průběžné

Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira. "Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya. "Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes. "Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas. "Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue." "Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut. "Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh. Cerita dengan konflik ringan