Satu tahun berlalu, Janu masih menunggu sepasang kaki itu menapaki empat tiang yang dulu mereka tempati. Dua tahun terjalani, Janu pun masih menunggu penopang daksa itu datang memijak teras rumah kembali. Tiga tahun terhitung, Janu mulai sadar ... bahwa yang ia tunggu mungkin sudah lupa pada atap tempatnya menemukan jati diri.
Di tahun keempat, Janu perlahan-lahan paham, bahwa selama ini ia telah ditinggalkan. Dan detik itu lah Janu sadar, seharusnya ... tahun-tahun lalu, ia tidak menganggukkan jemala ketika seseorang mengatakan, "Adek itu rumah Abang." Sebab, rumah yang sebenarnya hanya tempat persinggahan.
Jung Sungchan, Zhong Chenle & Park Jisung, 2021
[Brothership]
[COMPLETED] [BELUM DI REVISI]
Mereka pernah berkata, jika rumah adalah tempat ternyaman untuk pulang.
Mereka juga pernah berkata, jika keluarga adalah orang pertama yang akan menghantarkanmu pada kebahagiaan.
Tapi baginya semua itu adalah dusta.
Justru merekalah yang menorehkan luka yang teramat dalam hingga sulit untuk di sembuhkan.
Perihal rasa sakit yang melebihi batas wajar.
⚠️ adegan yang tidak pantas dalam cerita ini, tidak untuk di tiru. Bijak dalam membaca, ambil segi positifnya.