Story cover for Inhale, Exhale | Hiatus by raberr_r
Inhale, Exhale | Hiatus
  • WpView
    Reads 196
  • WpVote
    Votes 30
  • WpPart
    Parts 4
  • WpView
    Reads 196
  • WpVote
    Votes 30
  • WpPart
    Parts 4
Ongoing, First published Nov 06, 2021
Clara Arum Wibisana kembali ke Indonesia bukan untuk mengenang masa lalu, melainkan karena panggilan tugas. Sebagai dokter bedah trauma terbaik, ia telah bertahun-tahun berada di garis depan medan perang, menyelamatkan nyawa di tengah kekacauan. Namun, tantangan terbesarnya justru datang dari tempat yang seharusnya lebih familiar. RS Wijaya Sehat, rumah sakit yang kini dipimpin oleh seseorang yang dulu begitu berarti baginya.

Aditya Wira Massang tahu siapa Clara.
Bagaimana mungkin ia melupakan perempuan yang keluarganya tolak bertahun-tahun lalu? Gadis sederhana yang dulu ia cintai telah kembali, kini berdiri di hadapannya dengan kepribadian yang jauh berbeda, lebih tegas, lebih dingin, lebih tak terjangkau.

Pertemuan mereka bukan sekadar reuni yang canggung. Dalam hiruk-pikuk rumah sakit, di antara pasien-pasien yang berjuang antara hidup dan mati, mereka dipaksa bekerja bersama. Ego bertabrakan, luka lama terbuka, dan perasaan yang dulu mereka kira telah mati perlahan menemukan jalannya kembali.

Tapi dengan masa lalu yang pahit dan masa kini yang penuh ketegangan, masih adakah ruang bagi mereka untuk kembali seperti dulu? Atau justru hubungan ini tak lebih dari sebuah rintik mendung yang hanya singgah sebelum akhirnya menghilang?
All Rights Reserved
Sign up to add Inhale, Exhale | Hiatus to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
Become an Extra or Main Character [END] by abcde_zzZZ
36 parts Complete
Sebuah pertanyaan. Bagaimana caranya untuk bahagia? . . . Seorang perempuan yang hidup tanpa kebahagaiaan, kini mendapatkannya dengan mudah. Caranya? Tidak ada. Kebahagiaannya itu lenyap seolah ditelan bumi sejak ia lahir dan membuka matanya. Kehidupannya yang miris sungguh sangat disayangkan. Tapi, satu kejadian yang ia anggap itu adalah awal kebahagiaannya adalah... Saat ayahnya sendiri yang mengambil nyawanya. Sebuah kebahagiaan yang perempuan itu dapatkan sekian lama, akhirnya lenyap lagi karena suatu hal yang kembali terulang. Dalam mimpinya, seorang gadis memberinya harapan dengan hidup bahagia bersama orang-orang yang akan mencintainya. Tapi itu pun kembali lenyap seakan kebahagiaan enggan untuk dimiliki oleh perempuan itu. • • • Apakah kehidupan keduanya ini bisa menebus penderitaannya? Jika bisa, bagaimana cara mempertahankannya? Dan jawabannya selalu, TIDAK. • • • " Katanya, kebahagiaan tidak bisa terus dimiliki. Layaknya roda berputar, semua hal bisa didapatkan, meski itu hal yang tidak diinginkan. Semua hal yang didapatkan tidak akan selalu hal baik. Baik di dunia manapun, hal baik tidak selalu tetap. Itu bukanlah hal yang kekal. Tidak perlu juga mencari apa itu kebahagiaan dan bagaimana cara mendapatkan kebahagiaan. Karena saat mensyukuri semua yang kita miliki, saat itu juga kita akan merasakan kebahagiaan dengan cukup." Ucap seseorang yang sudah terbiasa menerima kebahagiaan selama hidupnya dan tidak pernah tahu apa itu kesengsaraan. . . . ⚠️⚠️⚠️ →Cerita ini murni hasil imajinasi saya sendiri❗ →Tidak menerima plagiarisme dalam bentuk apapun❗ →Mohon maaf jika mungkin ada beberapa kata yang kurang tepat atau salah pengetikan, dan juga mungkin ada kesamaan dalam nama atau watak karakter. ⚠️⚠️⚠️ ♡♡♡
Heartbeat Trauma by AnnisaCullen
7 parts Ongoing
Di sebuah rumah sakit besar dengan trauma center terbaik di Jakarta, Dr. Araya Maheswari, seorang dokter bedah trauma yang dikenal tegas dan perfeksionis, bekerja keras menyelamatkan nyawa di ruang operasi. Ia selalu mengutamakan profesionalisme, mengabaikan kehidupan pribadinya, dan memastikan setiap anggota timnya bekerja dengan standar tertinggi. Di sampingnya, ada Dr. Fero Wiranata, sahabat sekaligus rekan anestesinya sejak kuliah. Mereka telah bekerja bersama selama bertahun-tahun, memahami satu sama lain lebih dari siapa pun. Fero adalah satu-satunya orang yang bisa berbicara santai dengan Araya tanpa merasa terintimidasi oleh sikap dinginnya. Hubungan mereka berjalan di antara batas profesional dan sesuatu yang lebih dalam-sesuatu yang belum pernah mereka akui. Sementara itu, di bawah bimbingan Araya, Dr. Adimas Pratama, seorang dokter bedah muda penuh ambisi, berjuang membuktikan dirinya. Ia kerap berselisih dengan Salsabila Ramadhani, seorang perawat IGD dan bedah yang sama-sama keras kepala dan tidak mau kalah. Namun, di balik perdebatan mereka, ada perasaan yang perlahan berkembang. Ketika serangkaian kecelakaan besar terjadi, tim ini harus menghadapi tekanan luar biasa. Mulai dari menangani korban tabrakan beruntun, operasi darurat di ruang gawat darurat, hingga misi penyelamatan di lokasi bencana bersama Basarnas. Saat mereka berjuang mempertahankan nyawa pasien, mereka juga harus menghadapi perasaan mereka sendiri-ketakutan, kehilangan, dan mungkin, cinta yang tak terelakkan. Di antara kesibukan dan ketegangan hidup di dunia medis, apakah mereka berani mengizinkan diri mereka untuk mencintai? Atau justru perasaan itu akan menjadi beban yang mengganggu tugas mereka?
You may also like
Slide 1 of 9
CLARA cover
Become an Extra or Main Character [END] cover
AMERTA : The Last Embrace cover
Cinta Itu Bernama Aleaa  [ ON GOING ] cover
Memory in My Heart cover
 Hope Come Back  ( Completed ) cover
Heartbeat Trauma cover
Clara Casandra  cover
" Cinta Mahasiswa Kedokteran " cover

CLARA

17 parts Ongoing

Prolog - Clara Ada nama yang masih kusebut diam-diam dalam doa. Bukan karena aku belum bisa melupakan, tapi karena aku belum benar-benar bisa mengikhlaskan. Namanya Clara. Dia bukan cinta pertama, tapi dia yang membuatku yakin untuk berhenti mencari. Dalam senyumnya, aku temukan pulang. Dalam genggamannya, aku percayakan masa depan. Tapi kadang, sekeras apapun kita ingin, semesta tetap punya cara sendiri untuk mengakhiri. Kami tidak berpisah karena berhenti mencinta. Kami hanya kalah oleh keadaan yang tak berpihak, oleh kenyataan yang lebih kejam dari rencana-rencana kecil kami. Lucu, ya? Cincin yang sempat kupilih dengan tangan gemetar itu, kini hanya jadi kenangan diam dalam laci. Ia tak pernah sampai ke jarimu, karena kita terlalu sibuk meyakinkan orang lain, hingga lupa menjaga apa yang sudah kita punya. Clara, kalau suatu hari kamu membaca ini, aku ingin kamu tahu aku tidak pernah menyalahkanmu. Dan meski kini jalan kita tak lagi sama, aku tetap mendoakanmu dengan cara paling sunyi, paling setia, dan paling patah.