Semua yang terjadi memang mesti di ikhlaskan. Tak patut bagi kita yang hanya seorang hamba menuntut banyak dari apa yang diberi dan mengeluh dari apa yang ia kehendaki. Disinilah aku belajar dari Sembilu, si gadis kecil yang tak pernah menangis, tak pernah mengeluh, dan selalu menjalani apa yang harus ia jalani. Dan aku akan menjadi sepertinya, dia yang ada di dalam dongeng mamak akan menjadi nyata. Atau aku akan lebih dari itu. Jauhnya waktu, jarak, dan cita-cita yang memberikan garis untukku. Garis pembatas untuk mencapai apa yang aku inginkan dan memisahkanku dengan orang yang kucinta tanpa tau entah ada dimana. Jauh dan sangat jauh, terpisah begitu lama. Hanya karna kebiadapan penguasa memberikan titah politik di negriku. Mereka memaksa kami untuk menjadi seperti yang mereka mau. Sehingga masa kecilku direnggut... direnggut... dan direnggut. Aku menanti indahnya lengkungan pelagi itu. Menanti dia datang menghampiriku lagi. Menanti dia kembali dan memegang tanganku menarikku untuk bangun dan berdiri. Mencintai sejak sebelum titah politik itu datang.